Faktor-faktor yang Mempengaaruhi Stamina
Kondisi stamina atlet dipengaruhi
beberapa faktor yakni; faktor genetika, jenis kelamin, umur, aktivitas fisik/latihan
dan asupan gizi.
1.
Genetik
Stamina atlet dipengaruhi oleh
faktor genetik yakni sifat sifat spesifik yang ada dalam tubuh seseorang sejak
lahir. Penelitian dari Kanada telah meneliti perbedaan kebugaran aerobik
diantara saudara kandung (dizygotic)
dan kembar identik (monozygotic), dan
mendapati bahwa perbedaannya lebih besar pada saudara kandung dari pada kembar identik.
Pengaruh genetik pada kekuatan otot
dan daya tahan otot pada umumnya berhubungan dengan komposisi serabut otot yang
terdiri dari serat merah dan serat putih. Seseorang yang memiliki lebih banyak
memilik serabut otot merah lebih tepat untuk melakukan kegitan bersifat aerobik,
sedangkan yang lebih banyak memiliki serat otot rangka putih, lebih mampu
melakukan kegiatan yang bersifat anaerobik (DepKes, 1994).
2.
Umur
Umur mempengaruhi hampir
semua komponen kondisi fisik. Daya tahan kardiovaskuler yang berhubungan dengan
stamina menunjukkan suatu tendensi meningkat pada masa anak-anak sampai sekitar
dua puluh tahun dan mencapai maksimal di usia 20 sampai 30 tahun. Daya tahun
tersebut akan makin menurun sejalan dengan bertambahnya usia, dengan penurunan
8-10% perdekade untuk individu yang tidak aktif, sedangkan untuk individu yang
aktif penurunan tersebut 4-5% perdekade (Sharkey, 2010).
Peningkatan kekuatan
otot pria dan wanita sama sampai usia 12 tahun, selanjutnya setelah usia
pubertas pria lebih banyak peningkatan kekuatan otot, maksimal dicapai pada
usia 25 tahun yang secara berangsur-angsur menurun dan pada usia 65 tahun
kekuatan otot hanya tinggal 65-70% dari kekuatan otot sewaktu berusia 20 sampai
25 tahun.
3.
Jenis Kelamin
Kondisi fisik antara
pria dan wanita berbeda karena adanya perbedaan ukuran tubuh yang terjadi
setelah masa pubertas. Daya tahan kardiovaskuler yang menunjang stamina seseorang
pada masa pubertas terdapat perbedaan , karena wanita memiliki jaringan lemak
yang lebih banyak di bandingkan pria. Hal yang sama juga terjadi pada kekuatan
otot ,karena perbedaan kekuatan otot antara pria dan wanita disebabkan oleh
perbedaan ukuran otot baik besar maupun proposinya dalam tubuh.
4.
Aktivitas Fisik/ Latihan
Kegiatan mempengaruhi
semua komponen kebuaran kondisi atlet. Latihan yang bersifat aerobik dan
anerobik yang di lakukan secara teratur akan meningkatkan stamina. Dengan
melakukan latihan olahraga atau kegiatan fisik yang baik dan benar berarti
seluruh organ dipicu untuk menjalankan fungsinya sehingga mampu beradaptasi
terhadap setiap beban yang diberikan.
Latihan fisik akan
menyebabkan otot menjadi kuat. Perbaikan fungsi otot, terutama otot pernapasan
menyebabkan pernapasan lebih efisien pada saat istirahat. Ventilasi paru pada
orang yang terlatih dan tidak terlatih relatif sama besar, tetapi orang yang
berlatih bernapas lebih lambat dan lebih dalam. Hal ini menyebabkan oksigen
yang diperlukan untuk kerja otot pada proses ventilasi berkurang, sehingga
dengan jumlah oksigen sama, otot yang terlatih akan lebih efektif kerjanya
(Kravitz, 1997).
Pada orang yang
dilatih selama beberapa bulan terjadi perbaikan pengaturan pernapasan. Perbaikan
ini terjadi karena menurunnya kadar asam laktat darah, yang seimbang dengan
pengurangan penggunaan oksigen oleh jaringan tubuh. Latihan fisik akan
mempengaruhi organ sedemikian rupa sehingga kerja organ lebih efisien dan
kapasitas kerja maksimum yang dicapai lebih besar. Faktor yang paling penting
dalam perbaikan kemampuan pernapasan untuk mencapai tingkat optimal adalah
kesanggupan untuk meningkatkan capillary
bed yang aktif, sehingga jumlah darah yang mengalir di paru lebih banyak,
dan darah yang berikatan dengan oksigen per menit waktu juga akan meningkat. Peningkatan
ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen (Kravitz,
1997).
Penurunan fungsi
paru orang yang tidak berolahraga atau usia tua terutama disebabkan oleh
hilangnya elastisitas paru-paru dan otot dinding dada. Hal ini menyebabkan
penurunan nilai kapasitas vital dan nilai forced
expiratory volume, serta meningkatkan volume residual paru (Kravitz, 1997).
Menurut Bucher
(1983) ada sejumlah keuntungan penting bagi organ tubuh vital akibat dari
latihan yang teratur, yaitu :
a.
Pengaruh latihan terhadap
kesehatan umum otot jantung.
Bukti yang ada
menunjukkan bahwa otot jantung ukurannya meningkat karena digunakan dengan
tuntutan yang lebih besar diletakkan pada jantung sebagai akibat dari aktivitas
tubuh, terjadi pembesaran jantung.
b.
Pengaruh latihan terhadap isi
perdenyut
Hasil penelitian
pada atlet, pada umumnya disepakati bahwa jumlah isi darah perdenyut jantung
lebih besar dipompakan ke seluruh tubuh dari pada orang yang tidak terlatih.
Atlet terlatih dapat
memompakan sebanyak 22liter darah sedangkan individu yang tidak terlatih hanya
10,2liter darah saja.
c.
Pengaruh latihan terhadap
denyut jantung
Hasil tes dari atlet
olimpiade, diperoleh bukti bahwa individu yang terlatih mempunyai denyut
jantung yang tidak cepat bila dibandingkan dengan orang yang tidak terlatih.
Diperkirakan bahwa jantung manusia berdenyut 6 sampai 8 kali lebih sedikit bila
seseorang terlatih. Pada kebanyakan atlet jantungnya berdenyut 10, 20 sampai 30
kali lebih sedikit dari pada denyut jantung yang tidak terlatih
d.
Pengaruh latihan terhadap
tekanan arteri
Banyak eksperimen
menunjukkan bahawa peningkatan tekanan darah pada orang terlatih lebih sedikit
dari pada orang yang tidak terlatih.
e.
Pengaruh latihan terhadap
pernafasan
1.
Dada bertambah luas. Hal ini
terjadi semasa pertumbuhan, tetapi tidak pada masa dewasa.
2.
Jumlah pernafasan permenit
berkurang. Orang terlatih bernafas 6 sampai 8 kali permenit, sedangkan pada
orang yang tidak terlatih sebanyak 18 sampai 20 kali permenit.
3.
Pernafasan lebih dalam dengan
diafragma. Pada orang yang tidak terlatih diafragma bergerak sedikit sekali.
4.
Dalam mengerjakan pekerjaan
yang sama, individu yang terlatih menghirup udara dalam jumlah yang lebih
kecil, dan mengambil oksigen lebih besar dari pada individu yang tidak
terlatih. Ada keyakinan bahwa peningkatan jumlah kapiler dalam paru-paru,
menyebabkan jumlah darah yang berhubungan dengan udara lebih besar yang
mengakibatkan ekonomi dalam pernafasan.
5.
Pengaruh latihan terhadap
sistem otot. Beberapa keuntungan dari akibat latihan terhadap otot-otot
diantaranya adalah :
a.
Sarkoma dari serabut otot
menjadi lebih tebal dan kuat.
b.
Ukuran otot bertambah.
c.
Kekuatan otot meningkat.
d.
Daya tahan otot meningkat.
e.
Terjadi penambahan jumlah
kapiler.
Hal ini menyebabkan
peredaran darah ke otot lebih baik (David, 2004)
5.
Asupan gizi
Gizi bagi para atlet
merupakan komponen yang penting untuk menjaga kualitas stamina para atlet
secara maksimal dan mengurangi faktor resiko yang diakibatkan oleh aktivitas
olahraga. Kebutuhan gizi harian atlet
berubah-ubah, tergantung pada intensitas latihannya.
Asupan gizi dan
kualitas stamina atlet mempunyai hubungan yang sangat erat. Pengetahuan tentang
pemilihan makanan yang tepat dan cukup, sangat menunjang kemampuan stamina
atlet dalam mencapai kenaikan prestasi olahraga seseorang. Telah kita
ketahui bahwa dalam masa pertumbuhan serta perkembangan, proses kehidupan
seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya intake zat gizi yang
baik. Apabila seorang olahragawan masih dalam proses pertumbuhan maka makanan
yang cukup tersebut akan menunjang pertumbuhan fisik yang maksimal, sehingga
tubuh akan mencapai bentuk yang paling optimal. Pengaturan gizi pada atlet
bertujuan untuk memperbaiki status gizi para atlet, baik akibat defisiensi
zat gizi maupun kelebihan gizi, memelihara kondisi fisik atlet agar tetap optimal
selama menjalani latihan intensif, membiasakan atlet terhadap makanan yang sehat
dan seimbang untuk kesehatan dan prestasi.