Senin, 06 Juli 2015

Bermain Futsal untuk pemula




Persiapan Sebelum Bermain/ Berlatih Futsal

Futsal memang olahraga yang sangat mengasikkan dan saat ini menjadi olahraga yang paling digandrungi oleh berbagai kalangan. namun sebelum kita bermain futsal hendaklah mempersiapkan diri agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Sedikit tips yang mudah-mudahan berguna bagi adik-adik  yang ingin bermain futsal secara sehat dan aman :
 Tips 1: Beristirahatlah yang cukup!

Apabila adik-adik berencana untuk bermain/ berlatih futsal, maka tidurlah yang cukup pada malam sebelumnya. Istirahat berkualitas (6-7 jam tidur nyenyak) akan menjamin adik-adik bangun dengan tubuh yang segar dan tenaga yang cukup untuk bermain futsal.
Sebaliknya, jika adik-adik begadang atau kurangan istirahat, bisa menyebabkan otot kaku dan kurang tenaga, pikiran adik-adik pun akan berjalan lambat. Hal ini dapat mempengaruhi permainan futsal adik-adik karena dalam bermain futsal kita dituntut untuk berpikir cepat.
Tips 2: Makanlah Makanan Yang Mengandung Banyak Karbohidrat Sebelum Bermain Futsal!



Makanlah makanan yang mengandung karbohidrat dalam jumlah banyak, tentu saja 3 jam sebelum bermain!! Karena jika adik-adik memakan makanan sesaat sebelum bermain futsal, adik-adik tidak akan mendapatkan tambahan tenaga melainkan menjadi beban karena tubuh kita memerlukan waktu untuk mengubah karbohidrat menjadi tenaga.
Namun jika memang diperlukan, sebagai tambahan energi cepat adik-adik dapat memakan satu buah pisang sebelum bermain tapi ingtat pisang disini adalah buah pisang segar, bukan pisang dalam bentuk pisang goreng, pisang molen, atau pisang-pisang dalam wujud olahan lainnya.

Tips 3: Pastikan kadar air di tubuh adik-adik cukup dengan minum secara periodik sebelum bermain futsal!



Konsumsi air putih yang cukup, Tidak perlu terlalu banyak dan jangan sampai adik-adik merasa kembung. Minum secara bertahap selama 2 jam sebelum bermain futsal kurang lebih 1 liter  air putih untuk mencegah kekurangan air dalam tubuh (dehidrasi).

Tips 4: Lakukan pemanasan sesaat sebelum mulai bermain futsal!

Lakukan pemanasan secukupnya. Lakukan peregangan pada otot kaki, pinggang, dan punggung. Jangan terlalu keras, karena bisa membuat adik-adik cedera. Regangkan otot sampai terasa tidak nyaman namun belum sampai terasa sakit. Ulangi beberapa kali!
Pemanasan atau warming up dan stretching yang baik dapat meningkatkan aliran darah ke otot yang bekerja, yang mencegah kekakuan otot dan nyeri. Pemanasan juga sangat mengurangi risiko cedera dan meningkatkan kinerja adik-adik saat bermain futsal.

Tips 4: Gunakanlah sepatu futsal yang sesuai!



Pada dasarnya lapangan futsal terbagi menjadi dua: permukaan keras atau rumput sintetis. Lapangan futsal yang menggunakan permukaan keras biasanya terbuat dari papan, karet, maupun lempengan plastik yang dipadatkan. jika adik-adik akan bermain di lapangan yang menggunakan permukaan keras (bukan rumput sintetis), gunakanlah sepatu futsal yang memiliki sol datar, tanpa gerigi. Jika adik-adik menggunakan sepatu bergerigi di lapangan dengan permukaan keras, besar kemungkinannya adik-adik akan mudah terjatuh pada saat berhenti kejut.
Sedangkan untuk lapangan yang menggunakan rumput sintetis, sebaiknya adik-adik memilih sepatu futsal yang solnya memiliki gerigi. Sepatu jenis ini akan memudahkanadik-adik dalam berlari dan melakukan manuver kaki di permukaan rumput sintetis

Senin, 02 September 2013



Salam,
Tahukah anda,Selain sebagai bentuk Ibadah, Ternyata banyak sekali manfaat shalat, tak terkecuali untuk kesehatan tubuh kita,
Ilmuwan China pun mengungkapkan berbagai macam manfaat sholat bagi kesehatan berdasarkan waktu pelaksanaannya.

Maka itu, tak mengherankan bila di dalam Al-Qur'an ada tidak kurang dari 40 ayat yang menjabarkan shalat.

Ada gerakan shalat menghubungkan ibadah dengan doa, keluarga, ekonomi, dan waktu. Namun, kenapa Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk salat lima waktu? Menurut penelitian dari ilmuwan China, tergambar jelas alasan Allah menetapkan waktu-waktu shalat.

1. Shalat Subuh
Pukul 05.00-06.00 saat shalat Subuh merupakan waktu yang abik untuk menerapi pencernaan.

2. Shalat Dzuhur
Pada waktu shalat Dzuhur, ada energi api yang keluar pada dari pukul 12.00 WIB sampai sore yang bermanfaat bagi jantung dan ginjal.

3. Shalat Ashar
Dalam gerakan shalat Ashar, terdapat siklus dari panas ke dingin yang berguna bagi terapi kandung kemih. Secara alamiah, gerakan shalat Ashar ternyata memisahkan zat-zat kimia dalam tubuh kita.

4. Shalat Maghrib
Ada energi air yang keluar pada pukul 18.00 WIB setelah terbenamnya matahari. Menurut ilmu China waktu shalat Maghrib yang disertai gerakan shalat sekaligus menerapi ginjal.

5. Shalat Isya'
Shalat Isya dilakukan setelah matahari terbenam. Waktu ini disebut dapat mengurangi kelebihan energi. Dan, ada energi kayu yang keluar pada pukul 23.00 WIB yang mampu menghancurkan racun-racun di tubuh. Menurut ilmuwan Cina, racun itu dibakar kayu untuk membuang racun di otak.

6. Shalat Tahajud
Ilmuwan China menyebut sembilan gerakan shalat sebagai gerakan suprayoga karena energi itu akan masuk ke syaraf di tangan dan cara yang paling tepat untuk menangkap energi itu. Karena itulah, saat kita melakukan takbir waktu mengawali shalat dan takbir waktu bangun dari ruku, di situlah energi masuk.
WhooOO,
Bagaimana?
Untuk kaum muslim, masih mau ninggalin shalat?

Diposkan oleh

Senin, 02 April 2012

faktor-faktor yang mempengaruhi stamina


              Faktor-faktor yang Mempengaaruhi Stamina
Kondisi stamina atlet dipengaruhi beberapa faktor yakni; faktor genetika, jenis kelamin, umur, aktivitas fisik/latihan dan asupan gizi.
1.     Genetik
Stamina atlet dipengaruhi oleh faktor genetik yakni sifat sifat spesifik yang ada dalam tubuh seseorang sejak lahir. Penelitian dari Kanada telah meneliti perbedaan kebugaran aerobik diantara saudara kandung (dizygotic) dan kembar identik (monozygotic), dan mendapati bahwa perbedaannya lebih besar pada saudara kandung dari pada kembar identik.
Pengaruh genetik pada kekuatan otot dan daya tahan otot pada umumnya berhubungan dengan komposisi serabut otot yang terdiri dari serat merah dan serat putih. Seseorang yang memiliki lebih banyak memilik serabut otot merah lebih tepat untuk melakukan kegitan bersifat aerobik, sedangkan yang lebih banyak memiliki serat otot rangka putih, lebih mampu melakukan kegiatan yang bersifat anaerobik (DepKes, 1994).
2.     Umur
Umur mempengaruhi hampir semua komponen kondisi fisik. Daya tahan kardiovaskuler yang berhubungan dengan stamina menunjukkan suatu tendensi meningkat pada masa anak-anak sampai sekitar dua puluh tahun dan mencapai maksimal di usia 20 sampai 30 tahun. Daya tahun tersebut akan makin menurun sejalan dengan bertambahnya usia, dengan penurunan 8-10% perdekade untuk individu yang tidak aktif, sedangkan untuk individu yang aktif penurunan tersebut 4-5% perdekade (Sharkey, 2010).
Peningkatan kekuatan otot pria dan wanita sama sampai usia 12 tahun, selanjutnya setelah usia pubertas pria lebih banyak peningkatan kekuatan otot, maksimal dicapai pada usia 25 tahun yang secara berangsur-angsur menurun dan pada usia 65 tahun kekuatan otot hanya tinggal 65-70% dari kekuatan otot sewaktu berusia 20 sampai 25 tahun.
3.     Jenis Kelamin
Kondisi fisik antara pria dan wanita berbeda karena adanya perbedaan ukuran tubuh yang terjadi setelah masa pubertas. Daya tahan kardiovaskuler yang menunjang stamina seseorang pada masa pubertas terdapat perbedaan , karena wanita memiliki jaringan lemak yang lebih banyak di bandingkan pria. Hal yang sama juga terjadi pada kekuatan otot ,karena perbedaan kekuatan otot antara pria dan wanita disebabkan oleh perbedaan ukuran otot baik besar maupun proposinya dalam tubuh.
4.     Aktivitas Fisik/ Latihan
Kegiatan mempengaruhi semua komponen kebuaran kondisi atlet. Latihan yang bersifat aerobik dan anerobik yang di lakukan secara teratur akan meningkatkan stamina. Dengan melakukan latihan olahraga atau kegiatan fisik yang baik dan benar berarti seluruh organ dipicu untuk menjalankan fungsinya sehingga mampu beradaptasi terhadap setiap beban yang diberikan.
Latihan fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat. Perbaikan fungsi otot, terutama otot pernapasan menyebabkan pernapasan lebih efisien pada saat istirahat. Ventilasi paru pada orang yang terlatih dan tidak terlatih relatif sama besar, tetapi orang yang berlatih bernapas lebih lambat dan lebih dalam. Hal ini menyebabkan oksigen yang diperlukan untuk kerja otot pada proses ventilasi berkurang, sehingga dengan jumlah oksigen sama, otot yang terlatih akan lebih efektif kerjanya (Kravitz, 1997).
Pada orang yang dilatih selama beberapa bulan terjadi perbaikan pengaturan pernapasan. Perbaikan ini terjadi karena menurunnya kadar asam laktat darah, yang seimbang dengan pengurangan penggunaan oksigen oleh jaringan tubuh. Latihan fisik akan mempengaruhi organ sedemikian rupa sehingga kerja organ lebih efisien dan kapasitas kerja maksimum yang dicapai lebih besar. Faktor yang paling penting dalam perbaikan kemampuan pernapasan untuk mencapai tingkat optimal adalah kesanggupan untuk meningkatkan capillary bed yang aktif, sehingga jumlah darah yang mengalir di paru lebih banyak, dan darah yang berikatan dengan oksigen per menit waktu juga akan meningkat. Peningkatan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen (Kravitz, 1997).
Penurunan fungsi paru orang yang tidak berolahraga atau usia tua terutama disebabkan oleh hilangnya elastisitas paru-paru dan otot dinding dada. Hal ini menyebabkan penurunan nilai kapasitas vital dan nilai forced expiratory volume, serta meningkatkan volume residual paru (Kravitz, 1997).
Menurut Bucher (1983) ada sejumlah keuntungan penting bagi organ tubuh vital akibat dari latihan yang teratur, yaitu :
a.       Pengaruh latihan terhadap kesehatan umum otot jantung.
Bukti yang ada menunjukkan bahwa otot jantung ukurannya meningkat karena digunakan dengan tuntutan yang lebih besar diletakkan pada jantung sebagai akibat dari aktivitas tubuh, terjadi pembesaran jantung.
b.      Pengaruh latihan terhadap isi perdenyut
Hasil penelitian pada atlet, pada umumnya disepakati bahwa jumlah isi darah perdenyut jantung lebih besar dipompakan ke seluruh tubuh dari pada orang yang tidak terlatih.
Atlet terlatih dapat memompakan sebanyak 22liter darah sedangkan individu yang tidak terlatih hanya 10,2liter darah saja.
c.       Pengaruh latihan terhadap denyut jantung
Hasil tes dari atlet olimpiade, diperoleh bukti bahwa individu yang terlatih mempunyai denyut jantung yang tidak cepat bila dibandingkan dengan orang yang tidak terlatih. Diperkirakan bahwa jantung manusia berdenyut 6 sampai 8 kali lebih sedikit bila seseorang terlatih. Pada kebanyakan atlet jantungnya berdenyut 10, 20 sampai 30 kali lebih sedikit dari pada denyut jantung yang tidak terlatih
d.      Pengaruh latihan terhadap tekanan arteri
Banyak eksperimen menunjukkan bahawa peningkatan tekanan darah pada orang terlatih lebih sedikit dari pada orang yang tidak terlatih.
e.       Pengaruh latihan terhadap pernafasan
1.      Dada bertambah luas. Hal ini terjadi semasa pertumbuhan, tetapi tidak pada masa dewasa.
2.      Jumlah pernafasan permenit berkurang. Orang terlatih bernafas 6 sampai 8 kali permenit, sedangkan pada orang yang tidak terlatih sebanyak 18 sampai 20 kali permenit.
3.      Pernafasan lebih dalam dengan diafragma. Pada orang yang tidak terlatih diafragma bergerak sedikit sekali.
4.      Dalam mengerjakan pekerjaan yang sama, individu yang terlatih menghirup udara dalam jumlah yang lebih kecil, dan mengambil oksigen lebih besar dari pada individu yang tidak terlatih. Ada keyakinan bahwa peningkatan jumlah kapiler dalam paru-paru, menyebabkan jumlah darah yang berhubungan dengan udara lebih besar yang mengakibatkan ekonomi dalam pernafasan.
5.      Pengaruh latihan terhadap sistem otot. Beberapa keuntungan dari akibat latihan terhadap otot-otot diantaranya adalah :
a.       Sarkoma dari serabut otot menjadi lebih tebal dan kuat.
b.      Ukuran otot bertambah.
c.       Kekuatan otot meningkat.
d.      Daya tahan otot meningkat.
e.       Terjadi penambahan jumlah kapiler.
Hal ini menyebabkan peredaran darah ke otot lebih baik (David, 2004)
5.     Asupan gizi
Gizi bagi para atlet merupakan komponen yang penting untuk menjaga kualitas stamina para atlet secara maksimal dan mengurangi faktor resiko yang diakibatkan oleh aktivitas olahraga. Kebutuhan gizi harian atlet berubah-ubah, tergantung pada intensitas latihannya.
Asupan gizi dan kualitas stamina atlet mempunyai hubungan yang sangat erat. Pengetahuan tentang pemilihan makanan yang tepat dan cukup, sangat menunjang kemampuan stamina atlet dalam mencapai kenaikan prestasi olahraga seseorang. Telah kita ketahui bahwa dalam masa pertumbuhan serta perkembangan, proses kehidupan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya intake zat gizi yang baik. Apabila seorang olahragawan masih dalam proses pertumbuhan maka makanan yang cukup tersebut akan menunjang pertumbuhan fisik yang maksimal, sehingga tubuh akan mencapai bentuk yang paling optimal. Pengaturan gizi pada atlet bertujuan untuk memperbaiki status gizi para atlet, baik akibat defisiensi zat gizi maupun kelebihan gizi, memelihara kondisi fisik atlet agar tetap optimal selama menjalani latihan intensif, membiasakan atlet terhadap makanan yang sehat dan seimbang untuk kesehatan dan prestasi.