Senin, 02 April 2012

faktor-faktor yang mempengaruhi stamina


              Faktor-faktor yang Mempengaaruhi Stamina
Kondisi stamina atlet dipengaruhi beberapa faktor yakni; faktor genetika, jenis kelamin, umur, aktivitas fisik/latihan dan asupan gizi.
1.     Genetik
Stamina atlet dipengaruhi oleh faktor genetik yakni sifat sifat spesifik yang ada dalam tubuh seseorang sejak lahir. Penelitian dari Kanada telah meneliti perbedaan kebugaran aerobik diantara saudara kandung (dizygotic) dan kembar identik (monozygotic), dan mendapati bahwa perbedaannya lebih besar pada saudara kandung dari pada kembar identik.
Pengaruh genetik pada kekuatan otot dan daya tahan otot pada umumnya berhubungan dengan komposisi serabut otot yang terdiri dari serat merah dan serat putih. Seseorang yang memiliki lebih banyak memilik serabut otot merah lebih tepat untuk melakukan kegitan bersifat aerobik, sedangkan yang lebih banyak memiliki serat otot rangka putih, lebih mampu melakukan kegiatan yang bersifat anaerobik (DepKes, 1994).
2.     Umur
Umur mempengaruhi hampir semua komponen kondisi fisik. Daya tahan kardiovaskuler yang berhubungan dengan stamina menunjukkan suatu tendensi meningkat pada masa anak-anak sampai sekitar dua puluh tahun dan mencapai maksimal di usia 20 sampai 30 tahun. Daya tahun tersebut akan makin menurun sejalan dengan bertambahnya usia, dengan penurunan 8-10% perdekade untuk individu yang tidak aktif, sedangkan untuk individu yang aktif penurunan tersebut 4-5% perdekade (Sharkey, 2010).
Peningkatan kekuatan otot pria dan wanita sama sampai usia 12 tahun, selanjutnya setelah usia pubertas pria lebih banyak peningkatan kekuatan otot, maksimal dicapai pada usia 25 tahun yang secara berangsur-angsur menurun dan pada usia 65 tahun kekuatan otot hanya tinggal 65-70% dari kekuatan otot sewaktu berusia 20 sampai 25 tahun.
3.     Jenis Kelamin
Kondisi fisik antara pria dan wanita berbeda karena adanya perbedaan ukuran tubuh yang terjadi setelah masa pubertas. Daya tahan kardiovaskuler yang menunjang stamina seseorang pada masa pubertas terdapat perbedaan , karena wanita memiliki jaringan lemak yang lebih banyak di bandingkan pria. Hal yang sama juga terjadi pada kekuatan otot ,karena perbedaan kekuatan otot antara pria dan wanita disebabkan oleh perbedaan ukuran otot baik besar maupun proposinya dalam tubuh.
4.     Aktivitas Fisik/ Latihan
Kegiatan mempengaruhi semua komponen kebuaran kondisi atlet. Latihan yang bersifat aerobik dan anerobik yang di lakukan secara teratur akan meningkatkan stamina. Dengan melakukan latihan olahraga atau kegiatan fisik yang baik dan benar berarti seluruh organ dipicu untuk menjalankan fungsinya sehingga mampu beradaptasi terhadap setiap beban yang diberikan.
Latihan fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat. Perbaikan fungsi otot, terutama otot pernapasan menyebabkan pernapasan lebih efisien pada saat istirahat. Ventilasi paru pada orang yang terlatih dan tidak terlatih relatif sama besar, tetapi orang yang berlatih bernapas lebih lambat dan lebih dalam. Hal ini menyebabkan oksigen yang diperlukan untuk kerja otot pada proses ventilasi berkurang, sehingga dengan jumlah oksigen sama, otot yang terlatih akan lebih efektif kerjanya (Kravitz, 1997).
Pada orang yang dilatih selama beberapa bulan terjadi perbaikan pengaturan pernapasan. Perbaikan ini terjadi karena menurunnya kadar asam laktat darah, yang seimbang dengan pengurangan penggunaan oksigen oleh jaringan tubuh. Latihan fisik akan mempengaruhi organ sedemikian rupa sehingga kerja organ lebih efisien dan kapasitas kerja maksimum yang dicapai lebih besar. Faktor yang paling penting dalam perbaikan kemampuan pernapasan untuk mencapai tingkat optimal adalah kesanggupan untuk meningkatkan capillary bed yang aktif, sehingga jumlah darah yang mengalir di paru lebih banyak, dan darah yang berikatan dengan oksigen per menit waktu juga akan meningkat. Peningkatan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen (Kravitz, 1997).
Penurunan fungsi paru orang yang tidak berolahraga atau usia tua terutama disebabkan oleh hilangnya elastisitas paru-paru dan otot dinding dada. Hal ini menyebabkan penurunan nilai kapasitas vital dan nilai forced expiratory volume, serta meningkatkan volume residual paru (Kravitz, 1997).
Menurut Bucher (1983) ada sejumlah keuntungan penting bagi organ tubuh vital akibat dari latihan yang teratur, yaitu :
a.       Pengaruh latihan terhadap kesehatan umum otot jantung.
Bukti yang ada menunjukkan bahwa otot jantung ukurannya meningkat karena digunakan dengan tuntutan yang lebih besar diletakkan pada jantung sebagai akibat dari aktivitas tubuh, terjadi pembesaran jantung.
b.      Pengaruh latihan terhadap isi perdenyut
Hasil penelitian pada atlet, pada umumnya disepakati bahwa jumlah isi darah perdenyut jantung lebih besar dipompakan ke seluruh tubuh dari pada orang yang tidak terlatih.
Atlet terlatih dapat memompakan sebanyak 22liter darah sedangkan individu yang tidak terlatih hanya 10,2liter darah saja.
c.       Pengaruh latihan terhadap denyut jantung
Hasil tes dari atlet olimpiade, diperoleh bukti bahwa individu yang terlatih mempunyai denyut jantung yang tidak cepat bila dibandingkan dengan orang yang tidak terlatih. Diperkirakan bahwa jantung manusia berdenyut 6 sampai 8 kali lebih sedikit bila seseorang terlatih. Pada kebanyakan atlet jantungnya berdenyut 10, 20 sampai 30 kali lebih sedikit dari pada denyut jantung yang tidak terlatih
d.      Pengaruh latihan terhadap tekanan arteri
Banyak eksperimen menunjukkan bahawa peningkatan tekanan darah pada orang terlatih lebih sedikit dari pada orang yang tidak terlatih.
e.       Pengaruh latihan terhadap pernafasan
1.      Dada bertambah luas. Hal ini terjadi semasa pertumbuhan, tetapi tidak pada masa dewasa.
2.      Jumlah pernafasan permenit berkurang. Orang terlatih bernafas 6 sampai 8 kali permenit, sedangkan pada orang yang tidak terlatih sebanyak 18 sampai 20 kali permenit.
3.      Pernafasan lebih dalam dengan diafragma. Pada orang yang tidak terlatih diafragma bergerak sedikit sekali.
4.      Dalam mengerjakan pekerjaan yang sama, individu yang terlatih menghirup udara dalam jumlah yang lebih kecil, dan mengambil oksigen lebih besar dari pada individu yang tidak terlatih. Ada keyakinan bahwa peningkatan jumlah kapiler dalam paru-paru, menyebabkan jumlah darah yang berhubungan dengan udara lebih besar yang mengakibatkan ekonomi dalam pernafasan.
5.      Pengaruh latihan terhadap sistem otot. Beberapa keuntungan dari akibat latihan terhadap otot-otot diantaranya adalah :
a.       Sarkoma dari serabut otot menjadi lebih tebal dan kuat.
b.      Ukuran otot bertambah.
c.       Kekuatan otot meningkat.
d.      Daya tahan otot meningkat.
e.       Terjadi penambahan jumlah kapiler.
Hal ini menyebabkan peredaran darah ke otot lebih baik (David, 2004)
5.     Asupan gizi
Gizi bagi para atlet merupakan komponen yang penting untuk menjaga kualitas stamina para atlet secara maksimal dan mengurangi faktor resiko yang diakibatkan oleh aktivitas olahraga. Kebutuhan gizi harian atlet berubah-ubah, tergantung pada intensitas latihannya.
Asupan gizi dan kualitas stamina atlet mempunyai hubungan yang sangat erat. Pengetahuan tentang pemilihan makanan yang tepat dan cukup, sangat menunjang kemampuan stamina atlet dalam mencapai kenaikan prestasi olahraga seseorang. Telah kita ketahui bahwa dalam masa pertumbuhan serta perkembangan, proses kehidupan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya intake zat gizi yang baik. Apabila seorang olahragawan masih dalam proses pertumbuhan maka makanan yang cukup tersebut akan menunjang pertumbuhan fisik yang maksimal, sehingga tubuh akan mencapai bentuk yang paling optimal. Pengaturan gizi pada atlet bertujuan untuk memperbaiki status gizi para atlet, baik akibat defisiensi zat gizi maupun kelebihan gizi, memelihara kondisi fisik atlet agar tetap optimal selama menjalani latihan intensif, membiasakan atlet terhadap makanan yang sehat dan seimbang untuk kesehatan dan prestasi.

latihan sirkuit (circuit training)


Circuit Training
Latihan ini dapat memperbaiki secara serempak fitnes keseluruhan dari tubuh, yaitu komponen power, daya tahan, kecepatan, fleksibilitas, mobilitas dan komponen-komponen lainnya. Dalam program pelatihan ini biasanya digunakan peralatan mesin, peralatan hidraulik, beban tangan dan biasanya jarak tiap stasiun 15 detik sampai 3 menit untuk menjaga agar otot tidak kelelahan. Bentuk-bentuk latihan dalam sirkuit adalah kombinasi dari semua unsur fisik. Latihannya bisa berupa lari naik turun tangga, lari ke samping, ke belakang, melempar bola, memukul bola dengan raket, melompat, berbagai bentuk latihan beban dan sebagainya. Bentuk latihannya biasanya di susun dalam lingkaran.
Latihan sirkuit ini, didasarkan pada asumsi bahwa seorang atlet akan dapat mengembangkan kekuatan, daya tahan, kelincahan dan total fitnessnya dengan cara :
  1. Melakukan sebanyak mungkin pekerjaan dalam suatu jangka waktu tertentu.
  2. Melakukan suatu jumlah pekerjaan atau latihan dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Bompa (1994) menyarankan bahwa dalam mengembangkan program latihan sirkuit harus memperhatikan karakteristik berikut ini:
v  Sirkuit pendek terdiri dari 6 latihan, normal terdiri 9 latihan dan panjang terdiri 12 latihan. Total lama latihan antara 10-30 menit, biasanya dilakukan tiga putaran.
v  Kebutuhan fisik harus ditingkatkan secara progresif dan perorangan. Karena satu set terdiri dari pos-pos, maka disusun latihan yang penting, beberapa atlet diikutsertakan secara simultan.
v  Sirkuit harus disusun untuk otot-otot secara bergantian.
v  Keperluan latihan perlu diatur secara teliti dengan memperhatikan waktu atau jumlah ulangan yang dilakukan.
v  Meningkatkan unsur-unsur latihan, waktu utuk melakukan sirkuit dapat dikurangi tanpa mengubah jumlah ulangan atau beban, atau menambah beban atau jumlah ulangan.
v  Karena satu set terdiri dari pos-pos, maka disusun latihan yang penting, beberapa atlet diikutsertakan secara simultan.
v  Interval istirahat diantara sirkuit kira-kira dua menit tetapi dapat berubah sesuai dengan kebutuhan atlet. Metode denyut nadi dapat digunakan untuk menghitung interval istirahat. Jika jumlah nadi di bawah 120 kali, sirkuit lanjutan dapat dimulai.
v  Latihan beban (weight training)
Menurut penelitian yang ada, selama 8-20 minggu menjalankan circuit training, menunjukkan peningkatan kapasitas paru-paru sebesar 4-8%. Kapasitas paru-paru yang tinggi biasa digunakan untuk menyatakan tingkat kebugaran seseorang.
Program latihan sirkuit menggunakan beban yang ringan seperti push up, squat, sit up yang kemudian dikombinasikan dengan olahraga aerobik seperti lari atau bersepeda. Latihan sirkuit biasa dilakukan di tempat terbuka (outbond) yang terdiri dari beberapa pos, pada tiap posnya menekankan pada latihan kekuatan dengan repetisi tertentu kemudian diselingi dengan latihan aerobik selama beberapa detik sampai dengan menit untuk menuju ke pos berikutnya.

E.      Ciri Latihan Kekuatan Sistem Circuit
Ciri pada latihan kekuatan sistem sirkuit, yaitu jumlah beban relatif lebih ringan dimana waktu ditentukan 30 detik, sehingga irama angkatan dipercepat. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip penekanan terhadap kecepatan gerakan akan memberikan peluang yang baik dalam rangka peningkatan speed strengh atau power. Upaya untuk mengangkat beban dengan tempo waktu tertentu akan merangsang kerja otot terhadap kondisi latihan yang diberikan.  

F.       Cara Melakukan Circuit Training
Cara melakukan Circuit training atau latihan sirkuit adalah :
  1. Dalam suatu daerah atau area tertentu ditentukan beberapa pos, misalnya 10 pos
  2. Di setiap pos, atlet diharuskan melakukan suatu bentuk latihan tertentu
  3. Biasanya berbentuk latihan kondisi fisik seperti kekuatan, daya tahan, kelincahan, daya tahan dan sebagainya.
  4. Latihan dapat dilakukan tanpa atau dengan menggunakan bobot atau beban.
Bentuk-bentuk latihan setiap pos antara lain seperti lari zig-zag, pull-up, lempar bola, squat jump, naik turun tambang, press, squat thrust, rowing, dan lari 200 meter secepatnya.

stamina


Stamina adalah kemampuan daya tahan lama organisme atlet untuk melawan kelelahan dalam batas waktu tertentu, dimana aktivitas dilakukan dengan intensitas tinggi (tempo tinggi, frekuensi tinggi, dan selalu mengunakan power). Paru-paru jantung, pusat syaraf dan otot skelet bekerja berat dalam melakukan stamina.
Stamina merupakan proses aerobik dan anaerobik dalam batas waktu tertentu sesuai dengan cabang olahraga yang diikuti. Kombinasi proses ketiga macam daya tahan di  atas merupakan stamina.
Setelah atlet mencapai suatu tingkat daya tahan atau kemampuan aerobik yang memadai (setelah kira-kira melakukan 15 kali latihan). Latihan-latihan daya tahan harus ditingkatkan intensitasnya agar atlet lebih mampu untuk bertahan terhadap stres yang pasti akan dijumpai dalam pertandingan. Tingkat yang lebih tinggi dari endurance adalah komponen fisik yang disebut stamina. Stamina adalah kemampuan seseorang untuk bertahan terhadap kelelahan, artinya meskipun berada dalam kondisi yang lelah dia masih mampu untuk meneruskan latihan atau pertandingan. Stamina adalah“.... the ability to withstand fatique” sedankan fatigue adalah .... which tends to couse a fall-off in the repeated performance of any activity”. Jadi setamina adalah kemampuan untuk bertahan terhadap kelelahan, sedangkan kelelahan adalah sesuatu yang menyebabkan penurunan dalam penampilan setiap kegiatan kita. Jadi setamina adalah sesuatu yang memungkinkan atlet untuk meneruskan kerja, latihan, pertandingan, meskipun berada dalam kondisi lelah (Thomas: 1970).
Stamina adalah tingkat daya tahan yang lebih tinggi derajatnya dari pada daya tahan. Oleh karena itu sebelum dilatih untuk stamina, atlet harus terlebih dahulu memiliki suatu tingkat daya tahan tertentu. Kerja stamina adalah kerja pada tingkat anaerobik yang intensitasnya tinggi sehingga suplai atau masukan oksigen tidak cukup untuk meladeni kebutuhan pekerjaan yang dilakukan oleh otot. Oleh karena suplai yang tidak cukup ini, maka kerja anaerobik akan selalu mengakibatkan atlet berhutang oxygen (oxygen debt). Oleh karena itu atlet harus dilatih dengan intensitas yang makin lama makin tinggi sehingga kemampuanya untuk bertahan terhadap rasa lelah (the ability to withstand fatique) makin lama makin meningkat.
Kerja anaerobik akan selalu menghasilkan akumulasi asam laktat yang tinggi dalam darah.
Beberapa cara meningkatkan daya tahan menjadi stamina adalah:
a.       Memperpanjang jarak lari atau renang dengan tetap memperhatikan tempo yang tinggi.
b.      Mempertinggi tempo (kecepatan (90% sampai 100% maksimal).
c.       Memperkuat otot-otot yang dibutuhkan untuk kerja tersebut.

Selasa, 21 Februari 2012

Pikiran dan Jiwa


Pikiran dan Jiwa

Dengan terus menerus menumpahkan berbagai hal ke dalam pikiran Anda dan tidak mampu menghentikan pikiran, telah menjadi karakteristik klasik dari stress. Merawat tubuh dan melakukan latihan fisik secara teratur akan membantu menangkal stress. Tetapi Anda juga perlu menyediakan  waktu untuk memulihkan mental.

Cara tradisional menenangkan pikiran adalah melalui latihan meditasi yang sudah ada sejak lama. Teknik sederhana seperti kesadaran pernafasan, pengulangan mantra (amalan) atau visualisasi semuanya akan berperan sebagai gerbang menuju ruang dalam dimana pikiran dapat menjadi lebih tenang

Ketika pikiran beristirahat, maka kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri mulai bekerja, dan respons terhadap stress diputarbalikan.

Refrensi:  Brealey, Erica. 2002. 10 Menit Menghilangkan Stres. United Kingdom: Karisma

Minggu, 19 Februari 2012

Sempurnakan Postur Anda


Sempunakan Postur Anda

Satu kebaikan terbesar yang dapat anda lakukan bagi diri anda sendiri adalah dengan berhenti membungkuk dan mulai berdiri tegak, berjalan tegak dan untuk duduk dengan tegak. Pustur yang baik akan:
  • Membuka jalur udara, membuat anda dapat bernafas dengan bebas dan mendalam. Hal ini adalah mendasar untuk melepas stress.
  • Meningkatkan tingkat energy dan vitalitas.
  • Menopang kepala anda dengan benar, membuat anda merasa lebih ringan dan lebih rileks.
  • Membuat  anda terlihat  dan merasalebih percaya diri.
  • Membuat anda terlihat lebih muda, lebih langsing dengan bentuk tubuh yang lebih baik.
                Sayangnya, berapa orang baru berpikir mengenai sikap duduk dan sikap berdiri mereka sampai punggung, bahu dan leher merasa sakit sehingga mau tidak mau anda akan menyadari keadaan tersebut. Sakit punggung semakin tersebar luas di dunia barat, bahkan menjadi nomor dua di bawah penyakit pilek sebagai penyakit yang menyebabkan orang tidak masuk kerja. Sakit punggung kebanyakan disebabkan karena postur yang kurang baik. Gaya hidup yang kurang aktif, kebiasaan duduk untuk waktu lama di depan computer, duduk merosot di kursi mobil dan sofa akan mengakibatkan ketegangan, rasa kaku, stress, dan seringkali kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada tulang punggung. Membungkuk juga dapat mengakibatkan penurunan tingkat energy dan membuat pandangan terhadap hidup cenderung negative.
                Cegah rasa sakit sebelum terjadi dan putarbalikan efek dari kebiasaan postur yang buruk dengan mengembangkan kesadaran yang muncul dari dalam terhadap sikap tubuh anda, dan pelajari cara duduk, berdiri dan bergerak dalam postur yang sempurna. Belajarlah mengamati tubuh anda, dan untuk duduk serta berdiri dengan sikap yang benar. Harus rajin latihan untuk mendapatkan postur yang baik.

Refrensi: Brealey, Erica. 2002. Seri 10 Menit Menghilangkan Stres. United Kingdom: Karisma Publishing Group 

Sabtu, 18 Februari 2012

Memantau Berat Badan


PEDOMAN PRAKTIS
UNTUK
MEMPERTAHANKAN BERAT BADAN NORMAL
BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN GIZI SEIMBANG

(Suatu Cara Memantau Status Gizi Orang Dewasa Melalui Penimbangan Berat Badan Secara Berkala )

PENTINGNYA MEMANTAU BERAT BADAN
Pembangunan Sumber Daya manusia (SDM) merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional. Perhatian utama adalah untuk mempersiapkan dan meningkatkan kualitas penduduk usia kerja agar benar-benar memperoleh kesempatan serta turut berperan dan memiliki kemampuan untuk mewujudkan hal tersebut adalah pembangunan di bidang kesehatan dan gizi.
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan masa penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerjanya. Oleh karena itu pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan oleh setiap orang secara berkesinambungan. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.
Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang.
Pedoman ini bertujuan memberikan penjelasan tentang cara-cara yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan IMT dengan penerapan hidangan sehari-hari yang lebih seimbang dan cara lain yang sehat. Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan.

IMT SEBAGAI ALAT PEMANTAU BERAT BADAN
Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut: IMT = BB(Kg)/ Tinggi Badan(m)²
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas ambang normal untuk laki-laki adalah: 20,1–25,0; dan untuk perempuan adalah : 18,7-23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defesiensi kalori ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategorigemuk tingkat berat.
Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalam klinis dan hasil penelitian dibeberapa negara berkembang. Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
Kategori IMT Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
Jika seseorang termasuk kategori :
1. IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat.
2. IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat ringan atau KEK ringan.
menaikkan berat badan sampai menjadi normal antara 41- 54 kg dengan IMT 18,5 – 25,0.

PERHATIAN ! Seseorang yang termasuk kategori kekurangan berat badan tingkat ringan (KEK ringan) sudah perlu mendapat perhatian untuk segera menaikkan berat badan.

PERHATIAN ! Seseorang dengan IMT > 25,0 harus berhati-hati agar berat badan tidak naik. Dianjurkan untuk menurnkan berat badannya sampai dalam batas normal.

Jumat, 17 Februari 2012

Gigi & makanan

Gigi & Makanan



Beberapa orang mengklaim bahwa beberapa makanan dan zat tertentu membahayakan kesehatan gigi dan mulut, lalu apakah ada makanan yang memang tidak bisa kita makan karena akan menimbulkan masalah pada gigi kita? Memang beberapa makanan mempunyai efek tertentu dalam reaksi terhadap gigi dan mulut. Namun perlu diingat bahwa semua yang terjadi pasti melalui suatu proses.


Seperti halnya membuat makanan (memasak), bukankan memerlukan proses juga? Kadang sebagian dari kita selalu saja mencari kambing hitam dalam masalah-masalah tertentu, seperti halnya coklat, coklat dianggap merusak gigi, namun kandungan nutrisi dan efek coklat untuk tubuh sangatlah penting. Apakah kita ahrus menjauhi coklat karena ingin gigi kita sehat? kalau seperti ini bisa2 semua makanan ga boleh dimakan..

Sebenarnya tidak ada makanan yang perlu dijauhi untuk mendapatkan gigi dan mulut yang sehat. Semua itu kembali pada proses dan waktu, yang menjadi masalah dalam hal ini adalah sisa-sisa makan yang masih menempel pada gigi. Sisa makanan yang menempel pada gigi akan bereaksi dengan penghuni mulut kita (enzim, saliva, bakteri, kuman, asam, basa, dll). Reaksi yang terjadi adalah penguraian sisa makanan yang nantinya dapat menyebabkan karies/gigi berlubang, selain itu masalah yang ditimbulkan adalah bau mulut.

Proses terjadinya penguraian makanan atau pembusukan itu memerlukan waktu, jadi sebaiknya kita memotong proses tersebut dengan menggosok gigi dengan teratur. Apabila kita dapat memotong proses tersebut dengan rutin menggosok gigi masalah gigi dan mulut akan berkurang bahkan hilang.

Selain proses cara makan kita juga mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut kita, seperti makan atau minum panas dan dingin secara bersamaan atau dalam rentan waktu yang singkat, saya berisedikit contoh: Seseorang memesan makanan yang panas dan memesan es juga nah porsi makanan seperti itu yang bisa menyebabkan kerusakan pada gigi, sebaiknya makan makanan panas dan air putih saja dulu nanti kalau agak lama baru deh beli esnya :)

Masih banyak yang menanyakan tentang waktu dan cara yang tepat untuk menggosok gigi, waktu yang tepat adalah setelah kita sarapa pagi ( pada saat ini kita sudah memotong proses dan mengilangkan sisa makan seperti yang telah dijelaskan diatas) dan pada malam hari sebelum tidur. Mengapa tidak setelah makan malam? Karena setelah makan malam masih ada rentan waktu sampai kita tidur rentan waktu tersebut kadang kira makan lagi atau ngemil, dan bagi perokok kadang merokok dulu sampai menjelang tidur nah kalau kita menggosok gigi setelah makan malam dan akhirnya makan lagi walaupun sedikit, sama saja kita tidak menggosok gigi. Untuk itu lebih baik menggosok gigi pada malam hari sebelum tidur. karen pada saat mulut tidak beraktifitaslah terjadi proses penguraian makanan/ pembusukan makanan dalam mulut yang nantinya akan menyebabkan karang gigi dan karies.

Multistage Fitness Test


Multistage Fitness Test

 
Tes ini merupakan test yang  dilakukan di lapangan, sederhana namun menghasilkan suatu perkiraan yang  cukup akurat tentang konsumsi oksigen maksimal untuk berbagai kegunaan atau tujuan. Pada dasarnya test ini bersifat langsung: testi berlari secara bolak balik sepanjang jaulur atau lintasan yang telah diukur sebelumnya, sambil mendengarkan serangkaian tanda yang berpa bunyi “ tut” yang terekam dalam kaset. Waktu tanda “tut” tersebut pada mulanya berdurasi sangat lambat, tetapi secara bertahap menjadi lebih cepat sehingga akhirnya makin mempersulit testi untuk menyamakan kecepatan langkahnya dengan kecepatan yang diberikan oleh tanda tersebut. Testi berhenti apabila ia tidak mampu lagi mempertahankan langkahnya, dan tahap ini menunjukan tingkat konsumsi oksigen maksimal testi  tersebut.
Sebelum melakukan tes ini, ada beberapa  hal yang perlu dipatuhi baik oleh tester ataupun testi.

Tindakan Pencegahan
  • Apabila testi mengalami cidera atau menderita suatu penyakit, atau apabila tidak sedang berada dalama kondisi sehat, sebaiknya testi berkonsultasi kepada dokter sebelum melaksanakan tes ini.
  • Sebelum melakukan tes, testi harus melakukan pemanasan
  • Sebelum melakukan tes, testi dilarang makan selama 2 jam
  • Testi dianjurkan mengenakan pakaian olahraga dan alas kaki yang dapan mengurangi kemungkinan tergelincir
  • Sebelum melakukan tes, testi dilarang minum alcohol abat atau merokok jangan melakukan tes setelah selesai melakukan latihan berat pada hari yang sama
  • Hindari kondisi udara lembab atau cuaca panas
  • Setelah melakukan tes lari multitahap, testi harus melakukan pendinginan misalnya dengan berjalan dan kemudian dilanjutkan dengan peregangan
Perlengkapan
Ada beberapa perlengkapan yang diperlukan dalam melakukan tes ini, yaitu:
  • Halaman, lapangan atau permukaan yang datar dan tidak licin, sekurang-kurangnya sepanjang 22 meter
  • Mesin pemutar kaset (VCD, tape recorder)
  • Kaset audio yang telah tersedia
  • Pita pengukur/meteran untuk mengukur jalur/lintasan sepanjang 20 meter
  • Kerucut sebagai batas jarak
  • Lebar lintasan kurang lebih 1 hingga 1,5 meter untuk tiap testi
  • stopwatch
Persiapan Pelaksanaan Tes 
  • Pertama-tama ukur jarak lintasan sepanjang 20 meter dan berilah tanda pada kedua ujungnya dengan kerucut atau tanda lain sebagai tanda jarak
  • Masukan kaset rekaman kedalam mesin pemutar audio kemudian pastikan bahwa kaset telah berputar
Pelaksanaan tes
  • Mualailah menghidupkan mesin pemutar audio dan kemudian masukan kaset yang telah tersedia, periksa ketepatan waktunya terlebih dahulu.
  • Beberapa petunjuk kepada testi telah tersedia dalam kaset rekaman. Berlanjut dengan penjelasan ringan mengenai pelaksanaan tes, yang mengatarkan pada perhitungan mundur selama 5 detik memanjang  pelaksanaan dari permulaan tes terebut. Setelah itu, kaset mengeluarkan tanda “tut” tungal pada beberapa interval yang teratur. Para testi diharapkan berusaha agar dapat sampai keujung yang berlawanan (disebrang) bertepatan dengan saat “tut” yang pertama berbuny. Kemudian testi harus meneruskan berlari pada kecepatan yang sudah diatur, dengan tujuan agar sampai ke salah satu dari kedua ujung tersebut bertepatan dengan terdengarnya bunyi “tut” berikutnya.
  • Setelah mencapai waktu selama satu menit, interval waktu diantara kedua bunyi “tut” akan berkurang, sehingga dengan demikian kecepatan lari harus makin ditingkatkan. Kecepatan lati pada menit pertama disebut level 1, kecepatan pada menit ke dua disebut level 2, dan seterusnya. Masing-masing level berlangsung meningkat sampai level 21. Akhir tiap lari bolak-balik ditandai dengan bunyi “tut” tunggal, sedangkan akhir tiap level ditandai dengan sinyal  “tut” tiga kali berturut- turut serta pemberian komentar dari rekaman tersebut. Penting untuk diketahui bahwa kecepatan lari pada permulaan tes lari multitahap ini sangat lambat. Pada level 1, para testi diberi waktu 9 detik harus sudah satu kali lari sepanjang 20 meter.
  • Testi harus selalu menempatkan satu kaki tepat pada atau dibelakang tanda meter ke 20 pada akhir tiap kali lari. Apabila testi telah mencapai salah satu ujung batas lari sebelum sinyal “tut” berikutnya, esti harus berbalik (dengan bertumpu pada sumbu putar kaki tersebut) dan menunggu isyarat bunyi “tut” kemudian melanjutkan kembali lari dan menyesuaikan kecepatan lari pada level berikutnya.
  • Tiap testi harus meneruskan lari selama mungkin sampai tidak mampu lagi mengikuti dengan kecepatan yang telah diatur, sehingga testi secara suka rela harus menarik diri dari tes yang sedang dilakukan. Dalam beberapa hal, pelatih yang menyelenggarakan tes ini perlu menghentikan testi apabila mulai ketinggalan dibelakang langkah yang diharapkaan. Apabila testi gagal menapai jarak dua langkah menjelang garis ujung pada saat terdengar bumyi “tut”, testi masih diberikan kesempatan meneruskan dua kali lari agar dapat memperoleh kembali langkah yang diperlukan sebelum ditarik mundur. Tes lari multitahap ini bersifat maksimal dan progresif, artinya cukup mudah pada masa permulaanya, tetapi makin meningkat dan makin sulit menjelang saat-saat terakhir. Agar hasil sukup sahih, testi harusbekerja semaksimal mungkin sewaktu menjalani tes ini, dan olehkarena itu testi harus berusaha mencapai level setinggi mungkin sebelm menghentikan tes.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tes lari multitahap yaitu:
  • Ingatkanlah pada testi bahwa kecepatan awal harus lambat dan testi tidak boleh memulai pelaksanaan lari ini dengan terlampau cepat
  • Pastikan bahwa satu kaki testi telah menginjak tepat pada atau dibelakang garis batas akhir tiap kali lari
  • Pastikan kepada testi agar berbalik dengan membuat sumbu putar pada kakimya, dan jangan sampai testi berputar dalam lengkungan yang lebar
  • Apabila testi mulai tertinggal sejauh dua langkah atau lebih sebelum mencapai garis ujung, atau dua kali lari bolak-balik dalam satu baris, tariklah testi dalam pelaksanaan tes.
Penilaian
  • Untuk mengetahui konsumsi oksigen maksimal testi gunakan table
  • Setelah mengetahui konsumsi oksigen maksimal dan kategori kesegaran jasmani  testi gunakan table
REFRENSI
Ismaryati, 2008, Tes dan Pengukuran olahraga, Surakarta: LPP UNS dan UNS press.