Senin, 02 April 2012

faktor-faktor yang mempengaruhi stamina


              Faktor-faktor yang Mempengaaruhi Stamina
Kondisi stamina atlet dipengaruhi beberapa faktor yakni; faktor genetika, jenis kelamin, umur, aktivitas fisik/latihan dan asupan gizi.
1.     Genetik
Stamina atlet dipengaruhi oleh faktor genetik yakni sifat sifat spesifik yang ada dalam tubuh seseorang sejak lahir. Penelitian dari Kanada telah meneliti perbedaan kebugaran aerobik diantara saudara kandung (dizygotic) dan kembar identik (monozygotic), dan mendapati bahwa perbedaannya lebih besar pada saudara kandung dari pada kembar identik.
Pengaruh genetik pada kekuatan otot dan daya tahan otot pada umumnya berhubungan dengan komposisi serabut otot yang terdiri dari serat merah dan serat putih. Seseorang yang memiliki lebih banyak memilik serabut otot merah lebih tepat untuk melakukan kegitan bersifat aerobik, sedangkan yang lebih banyak memiliki serat otot rangka putih, lebih mampu melakukan kegiatan yang bersifat anaerobik (DepKes, 1994).
2.     Umur
Umur mempengaruhi hampir semua komponen kondisi fisik. Daya tahan kardiovaskuler yang berhubungan dengan stamina menunjukkan suatu tendensi meningkat pada masa anak-anak sampai sekitar dua puluh tahun dan mencapai maksimal di usia 20 sampai 30 tahun. Daya tahun tersebut akan makin menurun sejalan dengan bertambahnya usia, dengan penurunan 8-10% perdekade untuk individu yang tidak aktif, sedangkan untuk individu yang aktif penurunan tersebut 4-5% perdekade (Sharkey, 2010).
Peningkatan kekuatan otot pria dan wanita sama sampai usia 12 tahun, selanjutnya setelah usia pubertas pria lebih banyak peningkatan kekuatan otot, maksimal dicapai pada usia 25 tahun yang secara berangsur-angsur menurun dan pada usia 65 tahun kekuatan otot hanya tinggal 65-70% dari kekuatan otot sewaktu berusia 20 sampai 25 tahun.
3.     Jenis Kelamin
Kondisi fisik antara pria dan wanita berbeda karena adanya perbedaan ukuran tubuh yang terjadi setelah masa pubertas. Daya tahan kardiovaskuler yang menunjang stamina seseorang pada masa pubertas terdapat perbedaan , karena wanita memiliki jaringan lemak yang lebih banyak di bandingkan pria. Hal yang sama juga terjadi pada kekuatan otot ,karena perbedaan kekuatan otot antara pria dan wanita disebabkan oleh perbedaan ukuran otot baik besar maupun proposinya dalam tubuh.
4.     Aktivitas Fisik/ Latihan
Kegiatan mempengaruhi semua komponen kebuaran kondisi atlet. Latihan yang bersifat aerobik dan anerobik yang di lakukan secara teratur akan meningkatkan stamina. Dengan melakukan latihan olahraga atau kegiatan fisik yang baik dan benar berarti seluruh organ dipicu untuk menjalankan fungsinya sehingga mampu beradaptasi terhadap setiap beban yang diberikan.
Latihan fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat. Perbaikan fungsi otot, terutama otot pernapasan menyebabkan pernapasan lebih efisien pada saat istirahat. Ventilasi paru pada orang yang terlatih dan tidak terlatih relatif sama besar, tetapi orang yang berlatih bernapas lebih lambat dan lebih dalam. Hal ini menyebabkan oksigen yang diperlukan untuk kerja otot pada proses ventilasi berkurang, sehingga dengan jumlah oksigen sama, otot yang terlatih akan lebih efektif kerjanya (Kravitz, 1997).
Pada orang yang dilatih selama beberapa bulan terjadi perbaikan pengaturan pernapasan. Perbaikan ini terjadi karena menurunnya kadar asam laktat darah, yang seimbang dengan pengurangan penggunaan oksigen oleh jaringan tubuh. Latihan fisik akan mempengaruhi organ sedemikian rupa sehingga kerja organ lebih efisien dan kapasitas kerja maksimum yang dicapai lebih besar. Faktor yang paling penting dalam perbaikan kemampuan pernapasan untuk mencapai tingkat optimal adalah kesanggupan untuk meningkatkan capillary bed yang aktif, sehingga jumlah darah yang mengalir di paru lebih banyak, dan darah yang berikatan dengan oksigen per menit waktu juga akan meningkat. Peningkatan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen (Kravitz, 1997).
Penurunan fungsi paru orang yang tidak berolahraga atau usia tua terutama disebabkan oleh hilangnya elastisitas paru-paru dan otot dinding dada. Hal ini menyebabkan penurunan nilai kapasitas vital dan nilai forced expiratory volume, serta meningkatkan volume residual paru (Kravitz, 1997).
Menurut Bucher (1983) ada sejumlah keuntungan penting bagi organ tubuh vital akibat dari latihan yang teratur, yaitu :
a.       Pengaruh latihan terhadap kesehatan umum otot jantung.
Bukti yang ada menunjukkan bahwa otot jantung ukurannya meningkat karena digunakan dengan tuntutan yang lebih besar diletakkan pada jantung sebagai akibat dari aktivitas tubuh, terjadi pembesaran jantung.
b.      Pengaruh latihan terhadap isi perdenyut
Hasil penelitian pada atlet, pada umumnya disepakati bahwa jumlah isi darah perdenyut jantung lebih besar dipompakan ke seluruh tubuh dari pada orang yang tidak terlatih.
Atlet terlatih dapat memompakan sebanyak 22liter darah sedangkan individu yang tidak terlatih hanya 10,2liter darah saja.
c.       Pengaruh latihan terhadap denyut jantung
Hasil tes dari atlet olimpiade, diperoleh bukti bahwa individu yang terlatih mempunyai denyut jantung yang tidak cepat bila dibandingkan dengan orang yang tidak terlatih. Diperkirakan bahwa jantung manusia berdenyut 6 sampai 8 kali lebih sedikit bila seseorang terlatih. Pada kebanyakan atlet jantungnya berdenyut 10, 20 sampai 30 kali lebih sedikit dari pada denyut jantung yang tidak terlatih
d.      Pengaruh latihan terhadap tekanan arteri
Banyak eksperimen menunjukkan bahawa peningkatan tekanan darah pada orang terlatih lebih sedikit dari pada orang yang tidak terlatih.
e.       Pengaruh latihan terhadap pernafasan
1.      Dada bertambah luas. Hal ini terjadi semasa pertumbuhan, tetapi tidak pada masa dewasa.
2.      Jumlah pernafasan permenit berkurang. Orang terlatih bernafas 6 sampai 8 kali permenit, sedangkan pada orang yang tidak terlatih sebanyak 18 sampai 20 kali permenit.
3.      Pernafasan lebih dalam dengan diafragma. Pada orang yang tidak terlatih diafragma bergerak sedikit sekali.
4.      Dalam mengerjakan pekerjaan yang sama, individu yang terlatih menghirup udara dalam jumlah yang lebih kecil, dan mengambil oksigen lebih besar dari pada individu yang tidak terlatih. Ada keyakinan bahwa peningkatan jumlah kapiler dalam paru-paru, menyebabkan jumlah darah yang berhubungan dengan udara lebih besar yang mengakibatkan ekonomi dalam pernafasan.
5.      Pengaruh latihan terhadap sistem otot. Beberapa keuntungan dari akibat latihan terhadap otot-otot diantaranya adalah :
a.       Sarkoma dari serabut otot menjadi lebih tebal dan kuat.
b.      Ukuran otot bertambah.
c.       Kekuatan otot meningkat.
d.      Daya tahan otot meningkat.
e.       Terjadi penambahan jumlah kapiler.
Hal ini menyebabkan peredaran darah ke otot lebih baik (David, 2004)
5.     Asupan gizi
Gizi bagi para atlet merupakan komponen yang penting untuk menjaga kualitas stamina para atlet secara maksimal dan mengurangi faktor resiko yang diakibatkan oleh aktivitas olahraga. Kebutuhan gizi harian atlet berubah-ubah, tergantung pada intensitas latihannya.
Asupan gizi dan kualitas stamina atlet mempunyai hubungan yang sangat erat. Pengetahuan tentang pemilihan makanan yang tepat dan cukup, sangat menunjang kemampuan stamina atlet dalam mencapai kenaikan prestasi olahraga seseorang. Telah kita ketahui bahwa dalam masa pertumbuhan serta perkembangan, proses kehidupan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya intake zat gizi yang baik. Apabila seorang olahragawan masih dalam proses pertumbuhan maka makanan yang cukup tersebut akan menunjang pertumbuhan fisik yang maksimal, sehingga tubuh akan mencapai bentuk yang paling optimal. Pengaturan gizi pada atlet bertujuan untuk memperbaiki status gizi para atlet, baik akibat defisiensi zat gizi maupun kelebihan gizi, memelihara kondisi fisik atlet agar tetap optimal selama menjalani latihan intensif, membiasakan atlet terhadap makanan yang sehat dan seimbang untuk kesehatan dan prestasi.

latihan sirkuit (circuit training)


Circuit Training
Latihan ini dapat memperbaiki secara serempak fitnes keseluruhan dari tubuh, yaitu komponen power, daya tahan, kecepatan, fleksibilitas, mobilitas dan komponen-komponen lainnya. Dalam program pelatihan ini biasanya digunakan peralatan mesin, peralatan hidraulik, beban tangan dan biasanya jarak tiap stasiun 15 detik sampai 3 menit untuk menjaga agar otot tidak kelelahan. Bentuk-bentuk latihan dalam sirkuit adalah kombinasi dari semua unsur fisik. Latihannya bisa berupa lari naik turun tangga, lari ke samping, ke belakang, melempar bola, memukul bola dengan raket, melompat, berbagai bentuk latihan beban dan sebagainya. Bentuk latihannya biasanya di susun dalam lingkaran.
Latihan sirkuit ini, didasarkan pada asumsi bahwa seorang atlet akan dapat mengembangkan kekuatan, daya tahan, kelincahan dan total fitnessnya dengan cara :
  1. Melakukan sebanyak mungkin pekerjaan dalam suatu jangka waktu tertentu.
  2. Melakukan suatu jumlah pekerjaan atau latihan dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Bompa (1994) menyarankan bahwa dalam mengembangkan program latihan sirkuit harus memperhatikan karakteristik berikut ini:
v  Sirkuit pendek terdiri dari 6 latihan, normal terdiri 9 latihan dan panjang terdiri 12 latihan. Total lama latihan antara 10-30 menit, biasanya dilakukan tiga putaran.
v  Kebutuhan fisik harus ditingkatkan secara progresif dan perorangan. Karena satu set terdiri dari pos-pos, maka disusun latihan yang penting, beberapa atlet diikutsertakan secara simultan.
v  Sirkuit harus disusun untuk otot-otot secara bergantian.
v  Keperluan latihan perlu diatur secara teliti dengan memperhatikan waktu atau jumlah ulangan yang dilakukan.
v  Meningkatkan unsur-unsur latihan, waktu utuk melakukan sirkuit dapat dikurangi tanpa mengubah jumlah ulangan atau beban, atau menambah beban atau jumlah ulangan.
v  Karena satu set terdiri dari pos-pos, maka disusun latihan yang penting, beberapa atlet diikutsertakan secara simultan.
v  Interval istirahat diantara sirkuit kira-kira dua menit tetapi dapat berubah sesuai dengan kebutuhan atlet. Metode denyut nadi dapat digunakan untuk menghitung interval istirahat. Jika jumlah nadi di bawah 120 kali, sirkuit lanjutan dapat dimulai.
v  Latihan beban (weight training)
Menurut penelitian yang ada, selama 8-20 minggu menjalankan circuit training, menunjukkan peningkatan kapasitas paru-paru sebesar 4-8%. Kapasitas paru-paru yang tinggi biasa digunakan untuk menyatakan tingkat kebugaran seseorang.
Program latihan sirkuit menggunakan beban yang ringan seperti push up, squat, sit up yang kemudian dikombinasikan dengan olahraga aerobik seperti lari atau bersepeda. Latihan sirkuit biasa dilakukan di tempat terbuka (outbond) yang terdiri dari beberapa pos, pada tiap posnya menekankan pada latihan kekuatan dengan repetisi tertentu kemudian diselingi dengan latihan aerobik selama beberapa detik sampai dengan menit untuk menuju ke pos berikutnya.

E.      Ciri Latihan Kekuatan Sistem Circuit
Ciri pada latihan kekuatan sistem sirkuit, yaitu jumlah beban relatif lebih ringan dimana waktu ditentukan 30 detik, sehingga irama angkatan dipercepat. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip penekanan terhadap kecepatan gerakan akan memberikan peluang yang baik dalam rangka peningkatan speed strengh atau power. Upaya untuk mengangkat beban dengan tempo waktu tertentu akan merangsang kerja otot terhadap kondisi latihan yang diberikan.  

F.       Cara Melakukan Circuit Training
Cara melakukan Circuit training atau latihan sirkuit adalah :
  1. Dalam suatu daerah atau area tertentu ditentukan beberapa pos, misalnya 10 pos
  2. Di setiap pos, atlet diharuskan melakukan suatu bentuk latihan tertentu
  3. Biasanya berbentuk latihan kondisi fisik seperti kekuatan, daya tahan, kelincahan, daya tahan dan sebagainya.
  4. Latihan dapat dilakukan tanpa atau dengan menggunakan bobot atau beban.
Bentuk-bentuk latihan setiap pos antara lain seperti lari zig-zag, pull-up, lempar bola, squat jump, naik turun tambang, press, squat thrust, rowing, dan lari 200 meter secepatnya.

stamina


Stamina adalah kemampuan daya tahan lama organisme atlet untuk melawan kelelahan dalam batas waktu tertentu, dimana aktivitas dilakukan dengan intensitas tinggi (tempo tinggi, frekuensi tinggi, dan selalu mengunakan power). Paru-paru jantung, pusat syaraf dan otot skelet bekerja berat dalam melakukan stamina.
Stamina merupakan proses aerobik dan anaerobik dalam batas waktu tertentu sesuai dengan cabang olahraga yang diikuti. Kombinasi proses ketiga macam daya tahan di  atas merupakan stamina.
Setelah atlet mencapai suatu tingkat daya tahan atau kemampuan aerobik yang memadai (setelah kira-kira melakukan 15 kali latihan). Latihan-latihan daya tahan harus ditingkatkan intensitasnya agar atlet lebih mampu untuk bertahan terhadap stres yang pasti akan dijumpai dalam pertandingan. Tingkat yang lebih tinggi dari endurance adalah komponen fisik yang disebut stamina. Stamina adalah kemampuan seseorang untuk bertahan terhadap kelelahan, artinya meskipun berada dalam kondisi yang lelah dia masih mampu untuk meneruskan latihan atau pertandingan. Stamina adalah“.... the ability to withstand fatique” sedankan fatigue adalah .... which tends to couse a fall-off in the repeated performance of any activity”. Jadi setamina adalah kemampuan untuk bertahan terhadap kelelahan, sedangkan kelelahan adalah sesuatu yang menyebabkan penurunan dalam penampilan setiap kegiatan kita. Jadi setamina adalah sesuatu yang memungkinkan atlet untuk meneruskan kerja, latihan, pertandingan, meskipun berada dalam kondisi lelah (Thomas: 1970).
Stamina adalah tingkat daya tahan yang lebih tinggi derajatnya dari pada daya tahan. Oleh karena itu sebelum dilatih untuk stamina, atlet harus terlebih dahulu memiliki suatu tingkat daya tahan tertentu. Kerja stamina adalah kerja pada tingkat anaerobik yang intensitasnya tinggi sehingga suplai atau masukan oksigen tidak cukup untuk meladeni kebutuhan pekerjaan yang dilakukan oleh otot. Oleh karena suplai yang tidak cukup ini, maka kerja anaerobik akan selalu mengakibatkan atlet berhutang oxygen (oxygen debt). Oleh karena itu atlet harus dilatih dengan intensitas yang makin lama makin tinggi sehingga kemampuanya untuk bertahan terhadap rasa lelah (the ability to withstand fatique) makin lama makin meningkat.
Kerja anaerobik akan selalu menghasilkan akumulasi asam laktat yang tinggi dalam darah.
Beberapa cara meningkatkan daya tahan menjadi stamina adalah:
a.       Memperpanjang jarak lari atau renang dengan tetap memperhatikan tempo yang tinggi.
b.      Mempertinggi tempo (kecepatan (90% sampai 100% maksimal).
c.       Memperkuat otot-otot yang dibutuhkan untuk kerja tersebut.